Thursday 11 March 2021

,

Si Anti Sosial yang Mati.



 


Hai, apa kabar semuanya? Kali ini gua mau sekedar berbagi dan memberikan saran, menurut opini gua dan sepengalaman gua kepada kalian. Orang-orang yang menilai dirinya anti sosial atau lebih ke introvert dan menghindari sosialisasi bahkan sangat-sangat anti dengan itu.


Gua sendiri bisa dibilang anti sosial, gua lebih suka sendirian di kamar. Jadi ini bukanlah sebuah bacotan dari seseorang yang enggak mengerti sama sekali keadaan anti sosial itu sendiri, bukan omongan dari orang yang ternyata sangat berlawanan dengan kalian. Memang, sebuah saran lebih bagus diberikan oleh lawan namun terkadang saran itu sendiri seperti 'membunuh' kita. Anti sosial sendiri setelah gua cek di Google adalah sebuah gangguan penyakit kesehatan mental yang ditandai dengan pengabaian terhadap orang lain.


Perawatan dapat membantu masalah anti sosial namun tidak dapat menyembuhkan, ini true sih karena walau seminggu full gua main dengan temen gua di tongkrongannya gua bisa balik ke anti sosial lagi. Dan memang kalau kita singkirkan pikiran sepele kita dan mulai memikirkan secara mendalam ini adalah penyakit. Karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, jika ada yang anti sosial pasti ada yang salah. Kita terutama penderita (gua dan elu), jangan meremehkan ini. Kita enggak bisa membuat semua orang mengerti kondisi kita, karena seperti yang gua sebut diatas bahwa manusia adalah makhluk sosial.



Manusia pasti akan lebih memilih yang ada dan bersinggungan langsung dengan kehidupan sosialnya, singkatnya, kita buat jokes ke orang lain dan kalau garing atau aneh pasti dia akan memasang raut muka "Apaan sih." Sementara jika temannya atau siapapun yang ada di ruang lingkup sosialnya terutama yang terdekat, membuat jokes yang sama dengan kalimat sama dan nada yang sama pula, seenggaknya dia tertawa kecil. Kita enggak bisa mengharapkan semua orang mengerti kita, pasti ada 1-2 atau lebih orang yang berpikir kalau kita, pengidap anti sosial, adalah "sampah" dan dijauhi. Padahal kita butuh didekati agar penyakit ini bisa diredam.


Nah, buat kalian juga jangan terlalu pasrah dan berharap orang lain mendekat sementara kalian diam, tidak mau mendekat juga dan malah menjauhi sosialisasi. Apalagi jika umur kalian sudah 19 tahun lebih, gua jamin mempunyai penyakit ini akan susah apalagi kalau sering atau baru-baru ini pindah tempat. Se-ekstrem anti sosialnya kalian, paling enggak harus mempunyai 1-2 teman di tempat kerja atau kampus.


Di tempat kerja kalian enggak punya teman dan anti sosial kalian masih besar, sulit cuy. Kalian pasti akan kesusahan minimal 2 kali dan kalau kalian tidak punya "hubungan" dengan rekan kerja, mereka juga pasti bimbang untuk membantu karena "dinding" pembatas yang kalian pasang sendiri. Gua sendiri bersyukur di tempat kerja sebelumnya, banyak yang memaklumi bagaimana gua bersosialisasi. Susah dan kikuk bahkan tidak henti-henti salah satu rekan kerja gua mengajak gua bersosialisasi yah walau gua dengan bodohnya sering menolak.


Lalu saat di kampus, se-antinya kalian dengan sosialisasi, harus punya minimal 1 orang teman satu kelas. Kenapa? Tugas kampus dapat dipastikan akan ada yang berkelompok karena di dunia kerja dari karyawan sampai wirausaha sekalipun, mengandalkan kerja kelompok atau mininal bersinggungan dengan orang lain. Kalau enggak punya teman satu kelas, kalian akan kesusahan sendiri saat tugas kelompok maupun jika ada yang tidak kalian mengerti. So, walau jarang dan ogah kalian balaslah 1-2 chat group kelas yang dianggap penting atau urgent serta jangan khawatir jika dikacangin. Namanya obat enggak ada gang rasanya manis bosku.



Ini kalimat yang gua ulang berkali-kali. Anti sosial itu penyakit, ketika gua pakai jaket gojek dan mulai ngojol, toh gua masih bisa bersosialisasi dengan pegawai resto, driver lain yang kebetulan bertemu sampai customer. Ketika ada orang yang mendekat ke gua, gua respon. Memang anti sosial gua enggak separah kalian tapi gua mohon kita sembuhkan ini, kalau kalian menemukan orang yang anti sosial, dekati dan buatlah ikatan pertemanan. Kalau kalian anti sosial dan didekati maka buatlah ikatan pertemanan. Tapi kalau baru kenal sudah minta pinjam uang ya gimana ya... 😂.


Anti sosial akan mati, kalau enggak punya relasi minimal 2-3 di usia dewasa. Dia akan mati dalam kesendirian. Indonesia adalah negara dengan sifat gotong royong dan manusia adalah makhluk sosial. Kalian harus punya relasi atau ikatan dengan orang lain minimal 2 atau 3, yang menghargai kalian dan mengerti kalian serta mau membantu. Kita bukan anak SMP lagi yang menganggap kita dibully karena lemah, dijauhi karena culun. Kita bukan anak SMA yang menganggap dikucilkan karena yang lain iri terhadap kita. Kita sudah dewasa (berapa pun usia kalian lebih baik berpikir dewasa), saat kita dijauhi dan dikucilkan maka pikirkanlah "Apa yang salah sama gua? Apa gua salah?". Ketika menemukan jawabannya baru ambil kesimpulan dan bertindak.


Buat kalian orang-orang normal, kami enggak ingin begini. Kami, atau tepatnya gua, pernah sekali duakali berpikir tentang nongkrong dengan circle pertemanan yang banyak atau punya group WhatsApp dimana kita aktif chat juga. Kami enggak ingin punya penyakit yang kami TIDAK SADARI menggerogoti kejiwaan. Kami juga pasti punya satu hal atau moment bahkan deretan yang memicu anti sosial ini. Gua yakin karena gua begitu. Kalau kalian enggak mau ikut membantu, setidaknya cueklah. Jangan terlalu memperhatikan kami dan jangan memandang kebawah seakan kami lebih rendah.


Sekian tulisan singkat dari gua, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan. Btw silahkan koreksi di komentar gaes. Semoga post ini dapat membantu kalian, entah menambah pemikiran kalian atau menghabiskan waktu luang kalian di kamar kesendirian.




Terima kasih,

Wassalam.

Baca Juga