Monday 22 February 2021

,

Idealisme? Stupido!!

 Assalamualaikum.

Hello world~




Sumber gambar: http://myperfecttwilight.blogspot.com




Apa kabarnya 👋? Semoga dalam keadaan baik-baik saja ya 😁. Baik itu rohani, jasmani sampai ekonomi 🤲. Sama seperti sebelumnya, gua enggak akan posting tentang tips maupun trik, atau review sebuah game maupun anime.


Pada kesempatan kali ini, gua mau menanyakan ke kalian apa idealisme kalian? Masuk kerja tanpa bantuan orang dalam & uang? Beruniversitas ria tanpa sokongan dana orang tua? Atau menolak bersosialisasi karena merasa banyak tindakan lingkungan yang salah? (Jujur, ini gua semua).


Oke, mempunyai idealisme sendiri itu enggak apa-apa. Justru bagus, karena berarti kalian termasuk orang yang punya otak dan hati.


Tapi, biar gua ceritakan kisah yang diceritakan guru gua ketika SMK. Sebut saja namanya Pak Roy, beliau mengajar jurusan Bahasa Jawa.


(Baca juga: Kenapa Orang Lain Lebih Kenal Gua?

Baca juga: Kentang itu Buah atau Sayur?)


Beliau bercerita, sewaktu muda kisaran umur 22-an, beliau begitu idealis. Pak Roy muda mempunyai keteguhan hati -sedikit mirip keras kepala- yang mempertahankan idealismenya. Beliau menginginkan untuk berdiri di kaki sendiri setelah lulus pendidikan kampus, tidak ingin memanfaatkan saudaranya yang pasti akan menawarkan sesuatu hal yang bagus.


Beliau ingin murni dari jerih payahnya. Itu berakhir dengan satu tahun pengangguran, hanya dengan mengandalkan idealismenya. Sementara gua berakhir 3 tahun pengangguran, dengan prinsip berdiri di kaki sendiri gua.


Pak Roy muda lalu menerima tawaran saudaranya, sampai bisa menghidupkan dan menyegarkan idealisme lamanya. Lalu gua? Masih menghidupkan idealisme gua, dengan bekerja di pabrik makanan 1,5 tahun lalu kembali menganggur dan hanya mengandalkan ngojol setelah itu untuk membiayai kuliah gua sendiri yang bulan Februari ini menunggak 3 bulan SPP.


Idealisme gua kurus kering, merintih, duduk di kamar yang lembab dan remang-remang. Mabuk-mabukan karena, idealisme gua sendiri depresi.


Ya, gua bisa menghidupkan idealisme gua diiringi injakkan orang-orang, ditertawakan orang-orang, dan menunjukkan terang-terangan kebodohan dan ketololan gua. Apakah gua nyaman? Ya. Gua nyaman, karena idealisme gua enggak salah dan sebagai anak muda yang sembarangan, gua mempertahankannya.


Apakah gua sejahtera? Enggak. Apakah gua bahagia? Enggak. Kedua orang tua gua masih mendukung hidup gua. Lalu kemana idealisme gua dan hasilnya? Idealisme gua sedang depresi, menyendiri. Kasian mentalnya kena. Lalu hasilnya? Sesuai usaha gua. Hanya beberapa butir hasil.


(Baca juga: Masuk Kuliah tapi Habis Jeda Beberapa Tahun? Siapkan ini!

Baca juga: Motor Kopling yang Enak untuk Orang Pendek)


Andai gua mau menerima tawaran orang tua gua untuk bekerja di pabrik besar dengan sogokan di donorkan dana orang tua gua, sekarang gua sudah menunggu hari gajihan yang minimal setara UMR Kabupaten Serang.


Andai gua mau menerima tawaran kenalan untuk dimodali dan menguntungkan dia serta gua mendapat pengalaman tanpa rasa takut dan janggal, sekarang gua sudah menunggu ide membuka usaha lainnya.


Andai gua mau menerima tawaran saudara atau orang tua gua, untuk membantu bayaran SPP. Mungkin sekarang gua sudah tenang tanpa bayang-bayang tunggakan di akhir semester ini.


Andai gua berusaha lebih keras, mencurahkan waktu lebih lama dengan hal yang mendukung idealisme gua. Mungkin sekarang keadaan gua lebih baik.


Apakah kalian masih memegang idealisme kalian? Apakah kalian masih menyakinkan diri akan idealisme konyol itu? Apakah kalian langsung mencari cara untuk idealisme kalian? Apakah kalian berpikir seperti itu sebari rebahan? Sebari duduk minum es atau kopi? Sebari memenuhi pikiran dengan idealisme kalian sekaligus mengosongkan inspirasi idealisme itu sendiri?.


Saran gua, berhentilah tolol. Saran gua, jika kalian ada di tempat besar yang menunjang  kalian tapi membunuh idealisme kalian, bertahanlah. Pikirkan hal yang perlu untuk idealisme kalian, tentu yang kalian yakini, sebanyak-banyaknya. Kumpulkan lalu setelah lebih dari cukup keluarlah (saran kebanyakan orang).


Saran gua, jika kalian masih yakin dengan idealisme kalian dan marah dengan tulisan yang meremehkan idealisme kalian ini, mulai pikirkan tahap untuk membuat idealisme kalian gemuk.


Pikirkan dan rencanakan, belajarlah lagi ke orang yang punya idealisme hampir sama atau mirip persis. Lalu curahkan tenaga dan waktu kalian lebih banyak dari kegiatan apapun untuk idealisme kalian.


(Baca juga: Review Game Smekdon 3D di Android

Baca juga: Review Jadi Agen Pesepakbola)


Gua adalah contoh, orang yang menjalankan idealisme mentah-mentah. Menolak tawaran bagus dan enggan berusaha lebih. Ya. Gua. Orang yang saat ini menulis dan memposting ini dibawah rumah kayu dan orang tua yang sedang bekerja keras.


Ingat, tak ada idealisme yang hidup tanpa perhatian ekstrem dari kita.



Terima kasih,

Wassalam.

Baca Juga