Saturday 10 April 2021

,

Netizen, Bar-Bar karena Dipasung dalam Negeri Sendiri

 

Sumber gambar: shbtsbn.blogspot.com (jepretan pribadi)



Beberapa waktu lalu, pihak Microsoft merilis sebuah survey yang menyatakan jika netizen atau warganet dari Indonesia termasuk gagal. Tak perlu waktu lama untuk Microsoft membuktikan akurasi survey yang mereka buat, dalam waktu singkat komentar di akun IG mereka sengaja ditutup karena dipenuhi komentar bernada "negatif".


Asalnya? Tentu saja dari netizen yang tidak terima namun sekaligus memberikan testimoni itu sendiri kepada Microsoft dan pihak lain terkait keakuratan survey yang telah dilakukan. Lalu, ada juga permasalahan yang semakin membuat survey Microsoft terbukti akurat, yaitu persoalan player catur online dewa_kipas dan GothamChess, seorang playet catur online penyandang gelar IM dan youtuber dengan subscriber diatas 700 ribu.


Player online dewa_kipas berasal dari Indonesia, kebetulan bertemu dengan GothamChess di chess.com, kebetulan saat itu GothamChess sedang live streaming di Twitch juga. Nah, match hari itu GothamChess kalah lalu dia mengecek akun dewa_kipas kemudian menurutnya akun tersebut punya record tidak wajar dari jumlah akurasi gerakan yang tiba-tiba diatas 80% setelah sebelum-sebelumnya kalah dengan akurasi jelek dan dia beserta beberapa followersnya melaporkan akun dewa_kipas dengan laporan cheater.



Hal tersebut di up oleh anak dewa_kipas, bernama Ali. Lalu GothamChess pun terkena serangan netizen Indonesia sampai menyerang orang-orang terdekatnya bahkan GothamChess mendapatkan ancaman pembunuhan. Persoalan ini makin ramai setelah organisasi catur Indonesia juga "curiga" dengan dewa_kipas alias Dadang Subur, netizen pun makin panas dan GothamChess masih terus-terusan diserang.


Singkatnya persoalan berakhir di channel YouTube Om Dedy. WGM Indonesia, Irene melawan Dadang Subur. Hasil? Dadang Subur kalah telak namun mendapatkan 100 juta rupiah sebagai imbalan dalam friendly match itu. Sementara Irene mendapat 150 juta (koreksi kalau salah 🙏), lalu GothamChess? Hanya mendapat pelajaran dan hikmahnya. Netizen Indonesia yang sebelumnya menyerang GothamChess? Masa bodo. Gua yakin 70% netizen yang terlalu agresif sewaktu menyerang GothamChess enggak minta maaf. Lalu apakah dewa_kipas terbukti curang? Tidak tahu. Masalah berakhur di friendly match, bukan di pembuktian secara REAL. Walau friendly match dan akurasi pergerakan dewa_kipas melawan Irene menyimpulkannya.


Beralih lagi ke bahan testimoni untuk survey Microsoft, kini ke All England. Dimana seluruh wakil Indonesia dan seorang wakil negara lain "diminta" mundur dari All England karena satu pesawat dengan orang yang terindikasi Covid-19. Mulai meledak-ledaklah amarah netizen Indonesia.


Ditambah, pemberitaan perlakuan dengan atlet negara lain di tahun sebelumnya yang berhubungan dengan Covid juga lalu orang yang terindikasi Covid tidak dibeberkan biodata bahkan asal negaranya saja ke publik maupun wakil Indonesia sendiri. Hasilnya akun IG All England terhapus, BWF juga terkena imbasnya.


Apa yang terjadi? Padahal orang Indonesia terkenal ramah, turis-turis pun mengakui itu. Pertama, karena orang Indonesia berjiwa nasionalisme tinggi. Ketika negara 'disenggol' pihak luar, maka pihak tersebut akan jadi musuh bersama. Kedua, karena "stress" akan keluhan-keluhan serta kalimat-kalimat yang dibendung sampai jari oleh UU ITE.



UU ITE adalah undang-undang yang dianggap pasal-pasalnya adalah pasal karet. Dapat menjerat siapa saja hanya dengan satu kalimat yang dianggap 'menyerang'. Bisa saja mengirim kalian ke hotel rodeo hanya karena mengeluarkan uneg-uneg ke seseorang bahkan kritikkan pedas juga punya kemungkinan dapat dilaporkan UU ITE. Hal ini, membuat banyak netizen Indonesia termasuk gua lebih suka bungkam jika ada sesuatu hal di internet, apalagi menyangkut politik, orang besar atau instansi pemerintahan.


Dengan netizen yang "ngampet" di dalam negeri, sewaktu ada masalah dimana 'musuh'nya bukan dari negeri sendiri, maka keluarlah semua kalimat yang lama ingin dikeluarkan. Sebenarnya walau UU ITE tidak ada, netizen tetap akan bar-bar mengingat semakin berkurangnya etika dalam berinternet terutama soal haluan bercandaan. Lalu banyak anak-anak bocil yang mulai aktif di internet.


Namun, menurut gua, ada banyak orang yang tersulut emosi ketika kasus-kasus antara Indonesia dengan orang luar muncul, maka tak sedikit yang secara tidak sadar mengeluarkan uneg-uneg sebebas-bebasnya dikarenakan di negeri sendiri harus berhati-hati.


Untungnya, UU ITE ini akan direvisi oleh Kepolisian. Dibuat sehingga pasalnya tidak lagi karet walau masih banyak yang memberikan saran juga terkait pelaksanaan revisinya. Yah, menurut gua jika UU ITE pasalnya dibuat tidak karet percuma apabila di masyarakat kurang sekali kesadaran baik itu dalam memberikan kritik maupun saran  bahkan protes serta dalam menerima saran, kritik dan protes. Intinya kita harus belajar bagaimana cara "menyerang" yang baik dan tidak merembet keluar masalah dan bagaimana kita menerima serangan serta intropeksi diri. Jangan bersembunyi di balik UU ITE bila hati kecil kita berkata kitalah yang salah sehingga memicu ini.


Okey, sekian bacot-an gua kali ini. Silahkan komen pendapat kalian juga, jangan lupa share ke medsos kalian yaks. Mohon maaf apabila post ini banyak kurang dan salahnya.



Terima kasih,

Baca Juga